Pendidikan bukan hanya soal rumus matematika, hafalan sejarah, atau tata bahasa yang kaku. Ada satu ruang yang sering kali terlupakan dalam sistem belajar kita: ruang ekspresi dan kreativitas. Di sinilah Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) hadir, sebagai salah satu program terobosan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) yang menghubungkan langsung dunia seni dengan dunia pendidikan formal.
Apa Itu GSMS?
Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah program yang mempertemukan para seniman dengan siswa di sekolah-sekolah, baik di tingkat dasar maupun menengah. Bukan sekadar mengajar, program ini menghadirkan pengalaman nyata dari para pelaku seni—mulai dari seni rupa, musik, tari, teater, hingga sastra—untuk ditularkan langsung kepada generasi muda.
Visi utamanya sederhana tapi kuat: membuka ruang apresiasi seni di sekolah dan membentuk karakter siswa yang kreatif, inovatif, serta berbudaya.
Latar Belakang GSMS
Kehidupan modern yang semakin padat dengan teknologi dan angka sering kali membuat seni terpinggirkan. Padahal, seni memiliki peran vital dalam membentuk manusia seutuhnya: membangun kepekaan, empati, hingga kemampuan berpikir kreatif.
Kemdikbudristek melihat adanya kebutuhan untuk menjembatani dunia seni dengan pendidikan formal. Dari situlah GSMS lahir—sebagai bagian dari kebijakan pemajuan kebudayaan yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Bagaimana Cara Kerja GSMS?
Program ini berjalan dengan pola kolaboratif. Seniman yang terpilih akan ditempatkan di sekolah-sekolah selama periode tertentu, biasanya dalam bentuk residensi atau pendampingan seni. Pola kegiatannya antara lain:
- Workshop Seni
Siswa diajak praktik langsung, bukan hanya teori. Misalnya belajar menari tradisional, melukis mural, membuat musik etnik, atau menulis puisi. - Kolaborasi Karya
Seniman bersama siswa menghasilkan karya bersama yang bisa dipamerkan atau dipentaskan di sekolah, bahkan di ruang publik. - Diskusi & Apresiasi Seni
Seniman berbagi pengalaman hidup, filosofi berkesenian, dan pentingnya nilai budaya dalam kehidupan. - Pertunjukan Seni
Siswa tidak hanya belajar, tapi juga diberi kesempatan untuk menampilkan hasilnya di depan teman-teman, guru, hingga masyarakat.
Tujuan Utama GSMS
- Menghidupkan seni di sekolah agar siswa tidak hanya cerdas akademik, tapi juga memiliki kecerdasan emosional dan sosial.
- Menanamkan nilai budaya sebagai identitas bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.
- Mengembangkan kreativitas dan imajinasi sebagai bekal menghadapi tantangan masa depan.
- Mendekatkan seniman dengan dunia pendidikan, sehingga profesi seniman diakui sebagai sumber ilmu yang penting.
Dampak dan Manfaat GSMS
Program ini terbukti membawa banyak manfaat nyata. Beberapa di antaranya:
- Bagi siswa: tumbuh rasa percaya diri, keberanian berekspresi, serta penghargaan terhadap seni dan budaya lokal.
- Bagi guru: mendapat inspirasi metode pengajaran kreatif yang bisa dipadukan dalam pembelajaran sehari-hari.
- Bagi seniman: menjadi ruang pengabdian sekaligus kesempatan menyalurkan pengetahuan pada generasi penerus.
- Bagi sekolah: tercipta lingkungan belajar yang lebih hidup, kreatif, dan berwarna.
GSMS di Era Sekarang
Di era digital, GSMS juga menyesuaikan diri. Tidak hanya terbatas pada seni tradisi, tapi juga merambah seni kontemporer, multimedia, hingga digital art. Beberapa sekolah bahkan memanfaatkan teknologi seperti animasi, musik digital, dan film pendek dalam program ini.
Artinya, GSMS bukan hanya melestarikan budaya, tapi juga menyiapkan generasi kreatif yang adaptif dengan perkembangan zaman.
Peluang Pelaksanaan GSMS di Karawang
Jika berbicara soal potensi daerah, Kabupaten Karawang di Jawa Barat sebenarnya sangat cocok untuk menjadi salah satu lokasi pelaksanaan GSMS. Karawang punya warisan budaya yang kaya—mulai dari wayang golek, jaipongan, sisingaan, tarawangsa, goyud, hingga seni sastra lisan pantun dan kawih.
Bayangkan jika para seniman lokal Karawang masuk ke sekolah-sekolah:
- Siswa bisa belajar langsung kesenian daerah dari maestro atau pegiat budaya setempat.
- Identitas budaya Karawang yang kuat akan semakin melekat di generasi muda.
- Seniman lokal mendapatkan ruang aktualisasi dan regenerasi murid-murid seni yang baru.
- Sekolah menjadi pusat lahirnya karya seni kreatif, dari yang tradisional sampai kontemporer.
Selain itu, Karawang juga punya banyak komunitas seni dan ekraf (ekonomi kreatif) yang potensial untuk bersinergi dengan sekolah. Jika GSMS diterapkan di Karawang, bukan tidak mungkin lahir generasi muda kreatif Karawang yang bisa menggabungkan kearifan lokal dengan kreativitas modern, sekaligus memperkuat posisi Karawang sebagai kota industri sekaligus kota budaya.
Resume
Gerakan Seniman Masuk Sekolah, khususnya di Karawang bukan sekadar program tambahan di luar jam pelajaran. Ia adalah investasi kultural yang melahirkan generasi yang cerdas sekaligus berkarakter, paham budaya sekaligus melek teknologi, dan kreatif sekaligus humanis.
Dan jika program ini diperluas ke daerah-daerah seperti Karawang, maka seni dan pendidikan bisa benar-benar berjalan beriringan. Generasi Karawang bukan hanya unggul di bidang akademik dan industri, tapi juga bangga dengan akar budayanya, kreatif dalam berkarya, serta siap bersaing di level nasional dan global.
Karena bangsa yang besar bukan hanya yang maju teknologinya, tetapi juga yang kuat identitas seni dan budayanya.
Apakah Anda ingin saya tambahkan kutipan imajiner dari seorang seniman Karawang atau pejabat Dinas Pendidikan setempat, supaya artikelnya lebih hidup seperti berita feature?